
Sarto, pria kelahiran Banyumas pada 11 September 1970, adalah sosok guru yang tak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi. Sejak kecil, ia sudah memiliki cita-cita mulia untuk menjadi seorang guru, sebuah cita-cita yang akhirnya ia wujudkan dengan penuh perjuangan. Dengan semangat yang tak pernah padam,Pak Sarto panggilan akrabnya, memulai karir sebagai Guru Bantu di SDN 1 Jatisaba pada tahun 2003. Setahun setelah itu, pada tahun 2007, ia diterima sebagai CPNS dan ditempatkan di SDN 4 Panusupan. Hingga saat ini, Pak Sarto mengabdikan diri sebagai guru di SDN 1 Kasegeran sejak 2021.
Tak hanya sebagai pendidik, Pak Sarto juga merupakan seorang ayah dan suami yang penuh kasih sayang. Ia dikaruniai dua anak, Lulu Ibnu Bahir dan Sulis Dwijayanti, serta seorang istri yang selalu mendukungnya, Watini. Keluarganya menjadi sumber kekuatan dan kebahagiaan, memberikan semangat baru setiap hari. Bagi Pak Sarto, menjadi bagian dari kehidupan keluarga dan mengajari generasi muda adalah dua hal yang memberikan makna mendalam dalam hidupnya.
Di balik kesibukannya sebagai guru, Pak Sarto memiliki hobi yang mendekatkan dirinya dengan alam. Olahraga dan menata lingkungan atau gardening adalah dua aktivitas yang ia nikmati. Keduanya memberikan keseimbangan dalam hidupnya, di mana olahraga membuatnya tetap sehat dan bugar, sementara gardening memberi ketenangan dan rasa puas ketika melihat taman-taman yang ia rawat tumbuh dengan subur. Keterampilan ini juga membantunya menciptakan lingkungan yang nyaman, baik di rumah maupun di sekolah tempat ia mengajar.
Sepanjang perjalanan karirnya, salah satu momen yang paling berkesan bagi Pak Sarto adalah mengikuti Diklat Prajabatan pada tahun 2008. Pelatihan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan dan keterampilannya sebagai guru, tetapi juga memberi pencerahan tentang bagaimana menjadi pendidik yang lebih baik lagi. Dengan ilmu yang didapatkan, Pak Sarto semakin mantap dalam menjalani profesinya dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran yang diberikan kepada siswa-siswanya.
Pak Sarto hidup dengan prinsip yang sederhana namun kuat: “Berusaha berbuat baik setiap hari.” Bagi beliau, kebahagiaan sejati bukan hanya datang dari pencapaian pribadi, tetapi dari kemampuan untuk memberikan manfaat bagi orang lain. “Yang paling membuat bahagia adalah ketika saya dapat bermanfaat bagi orang lain dan saya dapat melihat kebahagiaan orang lain,” ujarnya dengan tulus. Dengan pandangan hidup yang penuh kasih dan kebaikan ini, Pak Sarto terus melangkah, mengabdi pada pendidikan, dan menjadikan hidupnya berarti bagi banyak orang.YH
Alhamdulillah semakin mengenal bapak dan ibu guru🥰
ya bu windi terima kasih atas kunjungannya